Selasa, 15 Juli 2014

"Someone in somewhere"

Membaca buku 'Serunya Puasa Ramadhan di luar negeri' oleh Leyla Hana jadi teringat pertemuan singkat di bus dengan seorang TKW setahun yang lalu di Hongkong. Ingatan tentang perbincangan saat itu pun agak samar-samar, bahkan wajah nya pun aku sudah tidak ingat lagi.
Waktu itu sudah agak senja, kami naik bus menuju tempat naik tram ke Victoria Peak. Karena jarang naik bus aku agak kesulitan kalo harus duduk berdiri dengan cepat, jadi aku memilih berdiri saja di bus. Naik bus di Hongkong sepertinya lebih nyaman daripada di tempat kita, begitu naik kita hanya perlu tap kartu untuk bayar atau ada juga yang bayar tunai (gak pake kondektur). Disana sopir bus digaji, jd dia gak ngejar setoran. Mereka stop di pemberhentian, buka pintu, nunggu penumpang naik, kalo ada yang lupa bayar atau pura-pura lupa, diliatin gitu sama sopirnya.. kayanya disana disiplin deh soal begitu begitu..
Kami sambil ngobrol sesama, ya..bahasa Indonesia laah..jadi tiba tiba ada yang bertanya, "Indonesia kah mbak?" saya nengok dan mlihat dia. Seingatku perempuan itu masih muda, mungkin sekitar 22 tahunan, tipikal wajah lugu orang Jawa.
Lalu berlanjut lah obrolan kami,
"Sudah berapa lama kerja di sini?" tanyaku
"Sudah 3 tahun mbak," jawabnya."Saya senang kalo ada ketemu orang Indonesia mbak, kangen kampung.."
"Pernah pulang kampung nggak selama di sini?" tanya aku lagi 
"Belum pernah mbak, nanti saja pulang kampungnya," senyumnya..ya iyalah kayak yang pulang ke Indonesia murah gitu biayanya, mungkin mereka juga mikir buat pulang.
"Bisa nggak bahasa sini?"
"Belajar sendiri mbak soalnya kalo di rumah majikan gak diajari."
"Majikannya baik?"
"Lumayan lah mbak."
"Kerja nya ngapain, bantu bantu di rumah gitu?"
"Ngejagain anaknya majikan mbak, yah kalo ada waktu sambil bantu bantu di rumah juga."
"Ini pas lagi ada libur, libur sehari dalam seminggu, kalo libur gini kaya ada pertemuan gitu sesama tenaga kerja Indonesia mbak..ngumpul ngumpul"
"Ngapain kalo pada ngumpul?"
"Ini tadi ke pasar mbak beli bahan buat bikin tempe, kangen tempe mbak," ujarnya."Kalo bisa seminggu sekali kami ngumpul pada bikin tempe."
Tiba tiba saja aku ingat nonton film Ketika Cinta Bertasbih dimana Azham bikin tempe di Mesir..hehe..
Entah kenapa ketika membaca buku ini tadi pagi aku jadi teringat perbincangan singkat itu..bagaimanakah kabar nya yaa..bagaimana para teman teman pejuang devisa menjalani bulan Ramadan di negeri orang..semoga kalian baik baik saja dan cepat bisa berkumpul dengan keluarga. Tidak terbayangkan olehku untuk terpisah bertahun tahun dengan keluarga dalam usia semuda itu untuk mencari nafkah di negeri orang. Dulu waktu jaman SMA aza bisa home sick kalo gak pulang sebulan (dulu yaa..^^). Semoga Tuhan menguatkan kalian, dan semoga kalian mendapatkan majikan yang baik (penting banget).
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar